Kamis, 25 Juli 2013

Untuk cinta dari luka

Rasa jiwa yang kian membara memaksa akau untuk duduk termenung di sudut ruang yang sunyi. Menyendiri di antara sinar lilin yang sayup-sayup kering. menundukkan kepala dan mengacak-acak rambut yang basah, akan keringat dan gambaran cinta yang telah hilang. Kenangan menghanyutkan semua kepandaian, kegemaran, semangat hilang sudah tersapu badai cinta. Ketika dia tersenyum mendapatkan hatinya yang telah terbalut selimut cinta. Malam menggulung aku dengan kedinginan angin yang kian akab menyapa di kegelapan. Senyum mu yang terbendang di ingatan ku membuat akau semangkin terhempas kedalam amarah, kebahagian yang aku tambakan kini tinggal hayalan di belakang sana. susah untuk bangkit dan berdiri. Racun ini memaksa akau untuk duduk dan besar harapan untuk aku berbaring layu di pangkuan kerindungan. Sesekali berdoa untuk ia dan bahkan berbicara dengan hampa yang tak menjawab ketika aku bertanya.

terima kasih luka, sahabat yang paling mengerti membuat akau tahan uji akan semua sayatan yang ia torehkan karena kita sudah berteman lama dan sudah biasa terluka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar